BATIK INDAH BOJONEGORO
MAN JADDA WAJADA (Barang Siapa Yang Bersungguh-Sungguh Pasti Mendapat).
Senin, 02 Desember 2013
MOTIF DAN JENIS BATIK YANG KAMI JUAL (BATIK INDAH BOJONEGORO)
Sebelum kami menyebutkan motif dan jenis batik yang kami jual, alangkah baiknya kami memaparkan kisaran harga dari produk kami, harga produk kami sangat terjangkau, yaitu kisaran Rp. 20.000- Rp. 50.000.
1. Batik Cuwiri
Batik Cuwiri merupakan motif batik yang menggunakan zat pewarna soga alam. Biasanya batik ini digunakan untuk semekan dan kemben, juga digunakan pada saat upacara mitoni. Motif batik ini kebanyakan menggunakan unsur meru dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti kecil-kecil dan diharapkan untuk pemakainya pantas dan dihormati. Motifnya yaitu:
2. Batik Kraton
Batik Kraton merupakana cikal bakal dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak termasuk Batik Udan Liris, dan beberapa motif lainnya. Motifnya yaitu:
3. Batik Sekar Jagad
Motif Sekar Jagad adalah salah satu motif batik khas Indonesia. Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” yang diambil dari bahasa Jawa (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh dunia. Motifnya yaitu:
4. Batik Pringgondani
Pringgondani sendiri merupakan nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara. Motif ini biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan soga-coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga. Motifnya yaitu:
5. Batik Kawung
Yang menjadi ciri khas dari motif Kawung adalah berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Motifnya yaitu:
6. Batik Sida Luhur
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bisa tercapai. Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat. Motifnya yaitu:
7. Batik Sida Asih
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Makna dari motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama. Motifnya yaitu:
8. Batik Semen Rama
Penjelasan : dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan yang semi” (kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka. Motifnya yaitu:
9. Batik Sida Mukti
Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat pewarna soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah gurda. Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Motifnya yaitu:
10. Batik Tambal
Tambal memiliki arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit dianggap ada sesuatu “yang kurang”, sehingga untuk mengobatinya perlu “ditambal”. Motifnya yaitu:
11. Batik Petani
merupakan batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar. Motifnya yaitu:
12. Batik Sudagaran
Merupakan motif larangan dari kalangan keraton yang membuat seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah. Motifnya yaitu:
13. Truntum
Kain ini dipakai oleh orang tua pengantin dalam upacara pernikahan. Truntum berarti menuntun, diharapkan sipemakai/orang tua mempelai mampu memberikan petunjuk dan contoh kepada putra-putrinya untuk memasuki kehidupan baru berumah tangga yang penuh liku-liku.Begini bentuk Modern Batik dengan Motif Truntum. Motifnya yaitu:
14. Ciptoning
Diharapkan pemakainya menjadi orang yang bijak, mampu memberikan petunjuk tentang keluhuran budi dari jalan yang benar sesuai dengan Yang Maha Kuasa. Motifnya yaitu:
15. Sido Mulyo
Bermakna dharma, kemakmuran dan melindungi buminya. Begini bentuk Modern Batik dengan Motif Sido Mulyo. Motifnya yaitu:
16. Sido Mulyo
Semen
Sido berarti terus-menerus, sedangkan mulyo berarti kecukupan dan kemakmuran. Diharapkan yang memakai batik ini diberikan kecukupan dan kemakmuran. Motifnya yaitu:
17. Wahyu Temurun
Diharapkan pemakainya selalu mendapatkan petunjuk dalam menghadapi kehidupan oleh Yang Maha Kuasa. Motifnya yaitu:
18. Udan Liris
Udan liris berarti hujan gerimis, merupakan simbol kesuburan. Begini bentuk Modern Batik dengan Motif Udan Liris.
19. Nitik
Diharapkan pemakai kain motif ini menjadi orang yang bijaksana. Motifnya yaitu:
20. Parang
Parang berarti senjata, menggambarkan kekuasaan. Bahkan Jessica Alba memakai batik dengan Motif Parang . Motifnya yaitu:
21. Batik Gringsing
Kata Gringsing adri motif ini berasal dari kat Gring yang artinya sakit dan sing yang artinya tidak. Oleh karena itu, arti dari motif ini adalah menolah segala penyakit. Motifnya yaitu:
22. Grompol
Grompol dalam bahasa Jawa berarti berkumpul atau bersatu. Melambangkan harapan orang tua agar semua hal yang baik akan berkumpul, yaitu rejeki, kebahagiaan, kerukunan hidup, ketentraman untuk kedua keluarga pengantin. Selain itu, juga bermakna harapan supaya pasangan keluarga baru itu dapat berkumpul atau mengingat keluarga besarnya ke mana pun mereka pergi. Harapan yang lain agar semua sanak saudara dan para tamu akan berkumpul sehingga pesta pernikahan berjalan meriah. Motifnya yaitu:
23. Abimanyu
Abimanyu merupakan putra Arjuna (Pandawa). Ia akan mempunyai keturunan (Parikesit) yg akan menurunkan ksatria yg menjadi raja-raja Jawa. Motif ini menyiratkan harapan agar pemakainya dapat memiliki sifat sifat ksatria seperti sang Abimanyu. Motifnya yaitu:
KEUNGGULAN BATIK INDONESIA YANG DIJUAL DI BUTIK
KEUNGGULAN BATIK INDONESIA YANG DIJUAL DI BUTIK
Butik batik online adalah butik online yang jual beragam jenis type serta model batik sebagai ciri khas baju penduduk indonesia yang mempunyai corak serta motif yang mempunyai nilai seni yang tinggi. perihal ini dianggap bukan hanya saja oleh seniman seniman yang mempunyai tingkat intelegensia tinggi pada satu nilai seni namun juga dianggap oleh dunia dengan diberikannya penghargaan dengan resmi oleh unesco ( united nations educational, scientific and culture organization ) pada th. 2009 sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan oleh dunia. penghargaan unesco yang didapatkan ini adalah penghargaan yang dinilai terlebih pada bermacam macam motif batik yang mempunyai makna filosofi yang demikian mendalam. perihal lain sebagaikan batik ini diberikan penghargaan sebagai warisan dunia yang perlu dilestarikan oleh rakyat indonesia serta pemerintahnya dikarenakan rakyat serta pemerintah indonesia lakukan usaha untuk melestarikan budaya serta dapat membuat perlindungan batik ini sebagai warisan dunia.
Batik sekarang ini bukan hanya saja sebagai baju yang dimiliki oleh orang orang yang mempunyai kelas tersendiri terlebih kelas menengah ke atas, namun juga telah jadi baju yang harus dimiliki terlebih oleh warga negara indonesia. terlebih area toko yang jual batik sekarang ini telah cukup banyak apalagi sekarang ini sudah banyak butik batik online yang dapat mempermudah anda untuk lakukan pembelian tanpa mesti berkunjung ke beberapa toko untuk membelinya. beragam jenis model, motif serta type batik yang dijual di butik online ini adalah batik yang mempunyai mutu yang tinggi dengan model model yang modern sampai warna warna yang cukup menarik hingga dapat pas untuk seluruh kelompok umur serta dapat mencukupi selera yang anda kehendaki.
Lantas dengan diakuinya batik indonesia sebagai warisan budaya dunia, maka alangkah sebaiknya kita sebagai warga negara yang mempunyai rasa kecintaan pada tanah air ini untuk senantiasa melindungi serta melesatikan dan mempromosikan dengan terus-terusan supaya budaya yang sudah sah serta dianggap oleh dunia sebagai budaya asal indonesia senantiasa lestari turun temurun sampai anak cucu kita. lakukan belanja batik di butik batik online dapat berikan kebebasan pada anda untuk memilih beragam jenis model yang sudah disiapkan. batik yang ada di butik online ini yaitu batik anak lelaki, batik anak wanita, batik bapak serta batik ibu. apalagi tidak cuma dijual dengan langkah terpisah, batik yang dijual di butik online ini juga dijual berbentuk peket set yang terdiri dari 1 pakaian batik anak lelaki, 1 pakaian batik anak wanita, 1 pakaian batik bapak serta 1 pakaian batik ibu. untuk ukurannya anda bisa memilih cocok dengan ukuran yang anda kehendaki. ini adalah sesuatu kebebasan tersendiri serta keunggulan saat anda beli batik dengan online.
JENIS BATIK INDONESIA BERDASARKAN DAERAH PEMBUATNYA
Batik Pekalongan
Sejarah Batik di Pekalongan dimulai dari pasca peperangan dan perpecahan di lingkungan kerajaan Mataram yang waktu itu dipimpin oleh rajanya Panembahan Senopati. Peperangan melawan kolonial belanda maupun perpecahan di antara lingkungan kraton memang kerap kali terjadi, hingga pada suatu saat kondisi yang paling parah menyebabkan banyak keluarga-keluarga raja yang mengungsi dan menetap didaerah-daerah baru antara lain ke Pekalongan. Keluarga-keluarga kraton yang memang telah mempunyai tradisi batik dan mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan ke daerah pengunsian di Pekalongan.
Di daerah Pekalongan tersebut akhirnya batik tumbuh dengan pesat seperti di Buaran, Pekajangan dan Wonopringgo. Keluarga kraton yang mengungsi dan membawa pengikut-pengikutnya ke daerah baru itu, dan ditempat itu kerajinan batik terus dilanjutkan dan kemudian menjadi pekerjaan untuk mata pencaharian. Corak batik di daerah baru ini disesuaikan pula dengan keadaan daerah sekitarnya.
Sampai awal abad ke-XX proses pembatikan yang dikenal ialah batik tulis dengan bahan morinya buatan dalam negeri dan juga sebagian import. Setelah perang dunia kesatu baru dikenal pembikinan batik cap dan pemakaian obat-obat luar negeri buatan Jerman dan Inggris.
Pada awal abad ke-20 pertama kali dikenal di Pekajangan ialah pertenunan yang menghasilkan stagen dan benangnya dipintal sendiri secara sederhana. Beberapa tahun belakangan baru dikenal pembatikan yang dikerjakan oleh orang-orang yang bekerja disektor pertenunan ini.
Pertumbuhan dan perkembangan pembatikan lebih pesat dari pertenunan stagen dan pernah buruh-buruh pabrik gula di Wonopringgo dan Tirto lari ke perusahaan-perusahaan batik, karena upahnya lebih tinggi dari pabrik gula. Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti: mengkudu, pohon tom, soga Jawa, dan sebagainya.
* Batik Cirebon (Megamendung)
Batik Cirebon atau Batik Megamendung sejarahnya berdasar pada buku dan seni sastra yang ada kerap memfokus pada asal usul masuknya bangsa Cina ke daerah Cirebon. Kejadian ini tidak mengcengangkan karena pelabuhan Muara Jati di Cirebon adalah tempat berlabuh para imigran dari luar dan dalam negeri.
Terlihat nyata dalam sejarah, bahwa Sunan Gunung Jati yang menebarkan agama Islam di area Cirebon pada abad 16, menikahi Ratu dari Cina, Ong Tien. Beberapa karya seni yang diangkat dari Cina seperti keramik, piring dan kain berhiaskan gambar awan.
Dalam paham Taoisme, ilustrasi awan berati dunia atas. Lukisan awan merupakan gambaran dunia lebar, bebas dan mempunyai arti Ketuhanan. Konsep tentang awan juga penting di dunia Islam pada abad 16, yang dipakai Sufi untuk seperti alam bebas
Ijab kabul Sunan Gunung Jati bersama Ratu Ong Tien menjadi perantara masuknya budaya Cina ke Kerajaan Cirebon. Sejumlah pembatik keraton memakai budaya Cina ke dalam motif batik yang mereka bikin, tapi tidak lupa dengan sentuhan Cirebon, jadi ada ketidaksamaan antara motif megamendung dari Cina dan yang dari Cirebon. Misalnya, pada motif megamendung Cina, gores awan menyerupai bulatan, beda yang dari Cirebon, gores awannya lonjong.
Sejarah batik di Cirebon juga terikat dengan pertumbuhan gerakan tarekat yang kabarnya berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Membatik pada mulanya dikerjakan oleh anggota tarekat yang mengabdi di keraton sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok tarekat tersebut. Para pengikut tarekat tinggal di desa Trusmi dan sekitarnya. Desa ini terletak kira-kira 4 km dari Cirebon menuju ke arah barat daya atau menuju ke arah Bandung. Oleh sebab itu, hingga sekarang batik Cirebon identik dengan batik Trusmi.
Unsur Motif Batik Megamendung Motif megamendung yang pada mulanya sering berunsurkan warna biru diselingi warna merah melukiskan maskulinitas dan suasana dinamis, sebab dalam metode pembuatannya ada campur tangan laki-laki. Kaum laki-laki anggota tarekatlah yang pada mulanya merintis tradisi batik. Warna biru dan merah tua juga melukiskan psikologi masyarakat pesisir yang lugas, terbuka dan egaliter.
Selain itu, warna biru juga disebut-sebut menyimbolkan warna langit yang luas, bersahabat dan tenang juga menyimbolkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru yang dipakai mulai dari warna biru muda hingga dengan warna biru tua. Biru muda menyimbolkan makin cerahnya kehidupan dan biru tua menyimbolkan awan gelap yang berisi air hujan dan memberi kehidupan.
Dalam pertumbuhannya, motif megamendung mengalami banyak peningkatan dan dimodifikasi sesuai permintaan pasar. Motif megamendung digabungkan dengan motif hewan, bunga atau motif lain. Sebenarnya kombinasi motif seperti ini sudah dilakukan oleh para pembatik tradisional dari dulu, tetapi perkembangannya menjadi sangat pesat dengan adanya campur tangan dari para perancang busana. Selain motif, warna motif megamendung yang mulanya biru dan merah, sekarang berkembang menjadi beragam macam warna. Ada motif megamendung yang berwarna kuning, hijau, coklat dan lain-lain.
* Batik Jogja
Seni Batik Tradisional dikenal sejak beberapa abad yang lalu di tanah Jawa. Bila kita menelusuri perjalan perkembangan batik di tanah Jawa tidak akan lepas dari perkembangan seni batik di Jawa Tengah. Batik Jogja merupakan bagian dari perkembangan sejarah batik di Jawa Tengah yang telah mengalami perpaduan beberapa corak dari daerah lain.
Perjalanan “Batik Yogya” tidak bisa lepas dari perjanjian Giyanti 1755.
Begitu Mataram terbelah dua, dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, busana Mataram diangkut dari Surakarta ke Ngayogyakarta maka Sri Susuhunan Pakubuwono II merancang busana baru dan pakaian adat Kraton Surakarta berbeda dengan busana Yogya.
Di desa Giyanti, perundingan itu berlangsung. Yang hasilnya antara lain , Daerah atau Wilayah Mataram dibagi dua, satu bagian dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan PB II di Surakarta Hadiningrat , sebagian lagi dibawah kekuasaan Kanjeng Pangeran Mangkubumi yang setelah dinobatkan sebagai raja bergelar Ngersa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Hamengku Buwana Senopati ing Ngalaga Ngabdul Rachman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang jumeneng kaping I , yang kemudian kratonnya dinamakan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Semua pusaka dan benda-benda keraton juga dibagi dua. Busana Mataraman dibawa ke Yogyakarta , karena Kangjeng Pangeran Mangkubumi yang berkehendak melestarikannya. Oleh karena itu Surakarta dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan PB III merancang tata busana baru dan berhasil membuat Busana Adat Keraton Surakarta seperti yang kita lihat sampai sekarang ini.
Ciri khas batik gaya Yogyakarta , ada dua macam latar atau warna dasar kain. Putih dan Hitam. Sementara warna batik bisa putih (warna kain mori) biru tua kehitaman dan coklat soga. Sered atau pinggiran kain, putih, diusahakan tidak sampai pecah sehingga kemasukan soga, baik kain berlatar hitam maupun putih. Ragam hiasnya pertama Geometris : garis miring lerek atau lereng , garis silang atau ceplok dan kawung , serta anyaman dan limaran.Ragam hias yang bersifat kedua non-geometris semen , lung- lungan dan boketan.Ragam hias yang bersifat simbolis erat hubungannya dengan falsafah Hindu – Jawa ( Ny.Nian S Jumena ) antara lain :
• Sawat Melambangkan mahkota atau penguasa tinggi .
• Meru melambangkan gunung atau tanah ( bumi )
• Naga melambangkan air , Burung melambangkan angin atau dunia atas.
• Lidah api melambangkan nyala atau geni.
Sejak pertama sudah ada kain larangan. Setiap Sultan yang bertahta berhak membuat peraturan baru atau larangan-larangan.Terakhir, Sri Paduka Sultan HB VIII membuat peraturan baru ( revisi ) berjudul Pranatan dalem bab namanipun peangangge keprabon ing Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dimuat dalam Rijksblad van Djokjakarta No 19. th 1927, Yang dimaksud pangangge keprabon ( busana keprabon ) adalah:
• Kuluk ( wangkidan )
• Dodot / kampuh serta bebet prajuritan
• Bebet nyamping ( kain panjang )
• Celana sarta glisire ( celana cindhe , beludru , sutra , katun dan gelisirnya )
• Payung atau songsong.
• Motif batik larangan : Parang rusak ( parang rusak barong , parang rusak gendreh)
Semua putra dalem diperbolehkan mengenakan kain-kain tersebut di atas. Busana batik untuk Permaisuri diperbolehkan sama dengan raja. Garwa ampeyan dalem diizinkan memakai parang rusak gendreh kebawah. Garwa Padmi KG Pangeran Adipati sama dengan suaminya. Garwa Ampeyan KG Pangeran Adipati diperbolehkan memakai parang rusak gendreh ke bawah. Demikian pula putra KG Pangeran Adipati. Istri para Pangeran Putra dan Pangeran Putra Raja yang terdahulu ( Pangeran Putra Sentananing Panjenengan dalem Nata ) sama dengan suaminya. Garwa Ampeyan para Pangeran diperbolehkan memakai parang rusak gendreh ke bawah. Wayah dalem ( cucu Raja ) mengenakan parang rusak gendreh ke bawah. Pun Buyut dalem ( cicit Raja) dan Canggah dalem ( Putranya buyut ). Warengipun Panjenengan dalem Nata ( putra dan putri ) kebawah diperbolehkan mengenakan kain batik parang – parangan harus seling , tidak diperbolehkan byur atau polos. Pepatih dalem ( Patih Raja ) diperkenankan memakai parang rusak barong kebawah. Abdidalem : Pengulu Hakim , Wedana Ageng Prajurit , Bupati Nayaka Jawi lan lebet diperkenankan mengenakan parang rusak gendreh kebawah. Bupati Patih Kadipaten dan Bupati Polisi sama dengan abdidalem tersebut diatas. Penghulu Landrad , Wedana Keparak para Gusti ( Nyai Riya ), Bupati Anom , Riya Bupati Anom , parang rusak gendreh kebawah.Abdidalem yang pangkatnya dibawah abdi dalem Riya Bupati Anom dan yang bukan pangkat bupati Anom, yakni yang berpangkat Penewu Tua.
* Batik Solo
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX.
Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jaman Majapahit Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Daerah pembatikan sekarang di Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo. Diluar daerah Kabupaten Mojokerto ialah di Jombang. Pada akhir abad ke-XIX ada beberapa orang kerajinan batik yang dikenal di Mojokerto, bahan-bahan yang dipakai waktu itu kain putih yang ditenun sendiri dan obat-obat batik dari soga jambal, mengkudu, nila tom, tinggi dan sebagainya.
Obat-obat luar negeri baru dikenal sesudah perang dunia kesatu yang dijual oleh pedagang-pedagang Cina di Mojokerto. Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual. Waktu krisis ekonomi, pengusaha batik Mojoketo ikut lumpuh, karena pengusaha-pengusaha kebanyakan kecil usahanya
Sesudah krisis kegiatan pembatikan timbul kembali sampai Jepang masuk ke Indonesia, dan waktu pendudukan Jepang kegiatan pembatikan lumpuh lagi. Kegiatan pembatikan muncul lagi sesudah revolusi dimana Mojokerto sudah menjadi daerah pendudukan.
Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Yang dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat pembatikan didesa Majan dan Simo. Desa ini juga mempunyai riwayat sebagai peninggalan dari zaman peperangan Pangeran Diponegoro tahun 1825.
Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahait namun perkembangan batik mulai menyebar sejak pesat didaerah Jawa Tengah Surakarta dan Yogyakarta, pada jaman kerajaan di daerah ini. Hal itu tampak bahwa perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipenagruhi corak batik Solo dan Yogyakarta.
* Batik Bali
Memang masih relatif baru, namun perkambangan industri batik di Pulau Bali begitu pesat. Barangkali karena Bali menyimpan banyak potensi motif dan desain lokal. Puluhan desain batik khas Bali telah lahir. Dari yang berharga murah hingga yang selangit. Sejauh ini, harga pasaran rata-rata batik tulis yang beredar di Bali Bali yang berkualitas bagus berkisar antara Rp 350 ribu hingga Rp 2 juta.
Tingginya harga tersebut karena batik-batik tersebut dibuat dari kain bermutu dan digambar langsung dengan tangan serta menggunakan bahan pewarna alami seperti yang dibuat oleh Ida Ayu Pidada (dengan merek “Batik Wong Bali”) atau oleh A.A. Inten Trisna Manuambari (dengan merek “Diamanta”).
Batik sendiri merupakan hasil kerajinan yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak berabad-abad lalu, khususnya di Jawa. Istilah “batik” konon berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “nitik”yang berarti membuat titik. Secara bebas, kata “batik” merujuk pada teknik pembuatan corak dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna berupa malam (wax), yang diaplikasikan di atas kain. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, dan wol. Jika ada kain batik yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik di atas kain tersebut dinamakan kain bercorak batik, bukan kain batik. Kain macam itu biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak.
Di Bali, industri kerajinan batik dimulai sekitar dekade 1970-an. Industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati – Gianyar, dengan teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Kerapnya orang Bali mengenakan batik untuk berupacara –sebagai bahan kain maupun udeng (ikat kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus berkembang dang maju. Kini di Bali telah tumbuh puluhan industri Batik yang menampilkan corak-corak khas Bali, juga corak-corak perpaduan Bali dengan luar Bali seperti Bali-Papua, Bali-Pekalongan, dan lain-lain.
Sebenarnya masih banyak daerah Indonesia yang menjadi pusat pembuatan batik yang sekaligus menjadi ciri khas untuk daerah tersebut. Berhubung penulis belum mendapatkan refferensi yang meyakinkan dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, maka penulis menganggap 5 daerah itu cukup untuk mewakili Postingan Jenis Batik Indonesia berdasarkan Daerah Asal Pembuatnya. Semoga bermanfaat.
SEJARAH BATIK INDONESIA
Sejarah Batik Indonesia
Batik secarahistorisberasaldarizamannenekmoyang yang dikenalsejak
abad XVII yang ditulisdandilukispadadaunlontar. Saatitu motif ataupola batik masihdidominasidenganbentukbinatangdantanaman. Namundalamsejarahperkembangannya batik mengalamiperkembangan, yaitudaricorak-coraklukisanbinatangdantanamanlambatlaunberalihpada motif abstrak yang menyerupaiawan, relief candi, wayangbeberdansebagainya. Selanjutnyamelaluipenggabungancoraklukisandengansenidekorasipakaian, munculseni batik tulisseperti yang kitakenalsekarangini.
Jenisdancorak batik tradisionaltergolongamatbanyak, namuncorakdanvariasinyasesuaidenganfilosofidanbudayamasing-masingdaerah yang amatberagam. KhasanahbudayaBangsa Indonesia yang demikian kaya telahmendoronglahirnyaberbagaicorakdanjenis batik tradisioanaldengancirikekhususannyasendiri.
Perkembangan Batik di Indonesia
Sejarahpembatikan di Indonesia berkaitandenganperkembangankerajaanMajapahitdankerajaansesudahnya. Dalambeberapacatatan, pengembangan batik banyakdilakukanpadamasa-masakerajaanMataram, kemudianpadamasakerajaan Solo dan Yogyakarta.
Kesenian batik merupakankeseniangambar di ataskainuntukpakaian yang menjadisalahsatukebudayaankeluarga raja-raja Indonesia zamandulu. Awalnya batik dikerjakanhanyaterbatasdalamkratonsajadanhasilnyauntukpakaian raja dankeluargasertaparapengikutnya. Olehkarenabanyakdaripengikut raja yang tinggaldiluarkraton, makakesenian batik inidibawaolehmerekakeluarkratondandikerjakanditempatnyamasing-masing.
Dalamperkembangannyalambatlaunkesenian batik iniditiruolehrakyatterdekatdanselanjutnyameluasmenjadipekerjaankaumwanitadalamrumahtangganyauntukmengisiwaktusenggang. Selanjutnya, batik yang tadinyahanyapakaiankeluargaistana, kemudianmenjadipakaianrakyat yang digemari, baikwanitamaupunpria.
Bahankainputih yang dipergunakanwaktuituadalahhasiltenunansendiri. Sedangbahan-bahanpewarna yang dipakaiterdiridaritumbuh-tumbuhanasli Indonesia yang dibuatsendiriantara lain dari :pohonmengkudu, tinggi, soga, nila, danbahansodanyadibuatdari soda abu, sertagaramnyadibuatdaritanahlumpur.
Jadikerajinan batik ini di Indonesia telahdikenalsejakzamankerajaanMajapahitdanterusberkembanghinggakerajaanberikutnya. Adapunmulaimeluasnyakesenian batik inimenjadimilikrakyat Indonesia dankhususnyasukuJawaialahsetelahakhirabadke-XVIII atauawalabadke-XIX. Batik yang dihasilkanialahsemuanya batik tulissampaiawalabadke-XX dan batik cap dikenalbarusetelahusaiperangduniakesatuatausekitartahun 1920. Kini batik sudahmenjadibagianpakaiantradisional Indonesia.
Batik Pekalongan
Meskipuntidakadacatatanresmikapan batik mulaidikenal di Pekalongan, namunmenurutperkiraan batik sudahada di Pekalongansekitartahun 1800. Bahkanmenurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik ituada yang dibuat 1802, seperti motif pohonkecilberupabahanbaju.
Namunperkembangan yang signifikandiperkirakanterjadisetelahperangbesarpadatahun 1825-1830 di kerajaanMataram yang seringdisebutdenganperangDiponegoroatauperangJawa. Denganterjadinyapeperanganinimendesakkeluargakratonsertaparapengikutnyabanyak yang meninggalkandaerahkerajaan. MerekakemudiantersebarkearahTimurdan Barat. Kemudian di daerah - daerahbaruituparakeluargadanpengikutnyamengembangkan batik.
Ketimur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakancorak batik yang telahada di MojokertosertaTulungagunghinggamenyebarke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedangkearah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon danPekalongan. Denganadanyamigrasiini, maka batik Pekalongan yang telahadasebelumnyasemakinberkembang.
Seiringberjalannyawaktu, Batik Pekalonganmengalamiperkembanganpesatdibandingkandengandaerah lain. Di daerahini batik berkembang di sekitardaerahpantai, yaitu di daerahPekalongankotadandaerahBuaran, PekajangansertaWonopringgo.
PerjumpaanmasyarakatPekalongandenganberbagaibangsasepertiCina, Belanda, Arab, India, MelayudanJepangpadazamanlampautelahmewarnaidinamikapada motif dantatawarnaseni batik.
Sehubungandenganitubeberapajenis motif batik hasilpengaruhdariberbagainegaratersebutkemudiandikenalsebagaiidentitas batik Pekalongan. Adapunmotifnyaantara lain batik JlamprangdiilhamidariNegeri India dan Arab, batik EncimdanKlengenan, dipengaruhiolehperanakanCina, batik Pagi Sore olehBelanda, dan batik Hokokai, tumbuhpesatsejakpendudukanJepang.
Perkembanganbudayateknikcetak motif tutupcelupdenganmenggunakanmalam (lilin) di ataskain yang kemudiandisebut batik, memangtakbisadilepaskandaripengaruhnegara-negaraitu. Inimemperlihatkankontekskelenturan batik darimasakemasa.
Batik Pekalonganmenjadisangatkhaskarenabertopangsepenuhnyapadaratusanpengusahakecil, bukanpadasegelintirpengusahabermodalbesar. Sejakberpuluhtahunlampauhinggasekarang, sebagianbesar proses produksi batik Pekalongandikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik PekalonganmenyatueratdengankehidupanmasyarakatPekalongan yang kiniterbagidalamduawilayahadministratif, yakniKotamadyaPekalongandanKabupatenPekalongan.
Pasangsurutperkembangan batik Pekalongan, memperlihatkanPekalonganlayakmenjadiikonbagiperkembangan batik di Nusantara. Ikonbagikaryaseni yang takpernahmenyerahdenganperkembanganzamandanselaludinamis. Kini batik sudahmenjadinafaskehidupansehari-hariwargaPekalongandanmerupakansalahsatuprodukunggulan. Hal itudisebabkanbanyaknyaindustri yang menghasilkanproduk batik. Karenaterkenaldenganprodukbatiknya, PekalongandikenalsebagaiKota Batik. Julukanitudatangdarisuatutradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selamaperiode yang panjangitulah, anekasifat, ragamkegunaan, jenisrancangan, sertamutu batik ditentukanolehiklimdankeberadaanserat-seratsetempat, faktorsejarah, perdagangandankesiapanmasyarakatnyadalammenerimapahamsertapemikiranbaru.
Batik yang merupakankaryasenibudaya yang dikagumidunia, diantararagamtradisional yang dihasilkandenganteknologiceluprintang, tidaksatu pun yang mampuhadirseindahdansehalus batik Pekalongan.
________________________________________
Langganan:
Postingan (Atom)